Senin, 28 November 2016

Advokasi

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Advokasi
Advokasi adalah kombinasi antara pendekatan atau kegiatan individu dan sosial untuk memperoleh komitmen politik, dukungan kebijakan, penerimaan sosial, dan adanya sistem yang mendukung terhadap suatu program atau kegiatan.

2.2 Tujuan Advokasi
a. Komitmen Politik
Komitmen para pembuat keputusan di sektor manapun sangat diperlukan terhadap permasalahan kesehatan dan upaya pemecahan permasalahan kesehatan. Pembangunan nasional tidak terlepas dari pengaruh kekuasaan politik yang sedang berjalan. Oleh sebab itu, pembangunan di sektor kesehatan juga tidak terlepas dari kondisi dan situasi politik pada saat ini. Baik kekuasaan eksekutif maupun legislative di Negara manapun ditentukan oleh proses politik, terutama hasil pemeliharaan umum pada waktu yang lampau. Seberapa jauh komitmen politik para eksekutif dan legislatif terhadap masalah kesehatan masyarakat, ditentukan oleh pemahaman mereka terhadap masalah-masalah kesehatan.
Demikian juga mereka mengalokasikan anggaran pembangunan nasional bagi pembangunan sektor kesehatan, juga tergantung pada cara pandang dan kepedulian mereka terhadap kesehatan dalam konteks pembangunan nasional. Oleh sebab itu, untuk meningkatkan komitmen para eksekutif dan legislatif terhadap kesehatan diperlukan advokasi. Komitmen politik ini dapat diwujudkan dengan pertanyaan-pertanyaan, baik lisan maupun tulisan, dari pejabat eksekutif dan legislatif, mengenai dukungan atau persetujuan terhadap isu-isu kesehatan.

b. Dukungan Kebijakan
Dukungan politik tidak akan berarti tanpa dikeluarkannya kebijakan yang konkret dari para pembuat kebijakan tersebut. Oleh sebab itu, setelah adanya komitmen politik dari para eksekutif maka perlu ditindaklanjuti dengan advokasi lagi agar dikeluarkan kebijakan untuk mendukung program yang telah memperoleh komitmen politik tersebut. Dukungan kebijakan ini dapat berupa undang-undang, peraturan pemerintah atau peraturan daerah, surat keputusan pimpinan institusi, surat edaran, dan sebagainya.
c. Dukungan Masyarakat
Dukungan masyarakat berarti diterimanya suatu program oleh masyarakat. Program kesehatan apapun hendaknya memperoleh dukungan dari sasaran utama program tersebut. Oleh sebab itu, apabila suatu program kesehatan telah memperoleh komitmen dan dukungan kebijakan, maka selanjutnya perlu mensosialisasikan program tersebut untuk memperoleh dukungan masyarakat. Untuk sosialisasi program ini, maka dibutuhkan tenaga kesehatan yang memiliki kemampuan advokasi.
d. Dukungan Sistem
Agar suatu program berjalan baik, maka perlu adanya sistem, mekanisme, atau prosedur kerja yang jelas yang mendukungnya. Oleh sebab itu, sistem kerja atau organisasi kerja yang melibatkan kesehatan perlu dikembangkan.
Semua sektor pembangunan yang mempunyai dampak terhadap kesehatan, harus memasukkan atau mempunyai unit atau sistem yang menangani masalah kesehatan di dalam struktur organisasinya. Unit ini secara internal menangani masalah-masalah kesehatan yang dihadapi oleh karyawannya, secara eksternal mengatasi dampak institusi tersebut terhadap kesehatan masyarakat.
Dalam mengembangkan organisasi atau sistem kerja, suatu institusi terutama yang mempunyai dampaik terhadap kesehatan harus mempertimbangkan adanya unit kesehatan tersebut. Terwujudnya unit kesehatan di dalam suatu organisasi kerja di industri-industri atau institusi kerja tersebut memerlukan pendekatan advokasi oleh sektor kesehatan di semua tingkat.

2.3 Kegiatan-Kegiatan Advokasi
a) Lobi Politik
Lobi adalah berbincang-bincang secara informal dengan para pejabat untuk menginformasikan dan membahas masalah dan program kesehatan yang akan dilaksanakan. Tahap pertama yaitu, petugas kesehatan menyampaikan keseriusan masalah kesehatan yang dihadapi di wilayah kerjanya, dan dampaknya terhadap kehidupan masyarakat. Kemudian disampaikan alternatif terbaik untuk memecahkan atau menanggulangi masalah tersebut. Dalam lobi ini perlu dibawa atau ditunjukkan data yang akurat tentang masalah kesehatan tersebut kepada pejabat yang bersangkutan.
b) Seminar atau Presentasi
Seminar atau presentasi yang dihadiri oleh para pejabat lintas program dan lintas sektoral. Petugas kesehatan menyajikan masalah kesehatan di wilayah kerjanya, lengkap dengan data  dan ilustrasi yang menarik serta rencana program pemecahannya. Kemudian masalah tersebut dibahas bersama-sama, yang akhirnya diharapkan akan diperoleh komitmen dan dukungan terhadap program yang akan dilaksanakan tersebut.
c) Media
Advokasi media adalah melakukan kegiatan advokasi dengan menggunakan media, khususnya media massa. Melalui media cetak atau media elektronik, permasalahan kesehatan disajikan baik dalam bentuk lisan, artikel, berita, diskusi, penyampaian pendapat, dan sebagainya.
d) Perkumpulan
Asosiasi atau perkumpulan orang-orang yang mempunyai minat atau keterkaitan terhadap masalah tertentu atau perkumpulan profesi adalah juga merupakan bentuk advokasi.

bahan-bahan makanan dasar kuliner gizi

Bahan Makanan Sumber Zat Protein Nabati
1) Jenis kacang-kacangan
2) Hasil olah kacang-kacangan
Nilai gizi
Kacang-kacangan merupakan sumber zat protein nabati. Tiap 100 gram kacang-kacangan mengandung sekitar 25-35 gram zat protein nabati. Selain zat protein, mengandung pula zat lemak, zat hidrat arang, vitamin B, vitamin A, mineral (seperti zat kalsium, zat pospor, dan serat terutama dibagian kulit ari).
1. Tempe
Tempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi terhadap biji kedelai atau beberapa bahan lain yang menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus, seperti Rhizopus oligosporus, Rh. oryzae, Rh. stolonifer (kapang roti), atau Rh. arrhizus. Sediaan fermentasi ini secara umum dikenal sebagai "ragi tempe". Kapang yang tumbuh pada kedelai menghidrolisis senyawa-senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana yang mudah dicerna oleh manusia. Tempe kaya akan serat pangan, kalsium, vitamin B dan zat besi. Berbagai macam kandungan dalam tempe mempunyai nilai obat, seperti antibiotika untuk menyembuhkan infeksi dan antioksidan pencegah penyakit degeneratif. Secara umum, tempe berwarna putih karena pertumbuhan miselia kapang yang merekatkan biji-biji kedelai sehingga terbentuk tekstur yang memadat. Degradasi komponen-komponen kedelai pada fermentasi membuat tempe memiliki rasa dan aroma khas.

Menurut Widianarko (2002), bahwa secara kuantitatif, nilai gizi tempe sedikit lebih rendah dari pada nilai gizi kedelai (Tabel 1). Namun, secara kualitatif nilai gizi tempe lebih tinggi karena tempe mempunyai nilai cerna yang lebih baik. Hal ini disebabkan kadar protein yang larut dalam air akan meningkat akibat aktivitas enzim Proteolitik. Khasiat dan Kandungan Gizi

Asam Lemak
Selama proses fermentasi tempe, terdapat tendensi adanya peningkatan derajat ketidakjenuhan terhadap lemak. Dengan demikian, asam lemak tidak jenuh majemuk (polyunsaturated fatty acids, PUFA) meningkat jumlahnya. Dalam proses itu asam palmitat dan asam linoleat sedikit mengalami penurunan, sedangkan kenaikan terjadi pada asam oleat dan linolenat (asam linolenat tidak terdapat pada kedelai). Asam lemak tidak jenuh mempunyai efek penurunan terhadap kandungan kolesterol serum, sehingga dapat menetralkan efek negatif sterol di dalam tubuh.

Vitamin
Dua kelompok vitamin terdapat pada tempe, yaitu larut air (vitamin B kompleks) dan larut lemak (vitamin A, D, E, dan K). Tempe merupakan sumber vitamin B yang sangat potensial. Jenis vitamin yang terkandung dalam tempe antara lain vitamin B1 (tiamin), B2 (riboflavin), asam pantotenat, asam nikotinat (niasin), vitamin B6 (piridoksin), dan B12 (sianokobalamin). Vitamin B12 umumnya terdapat pada produk-produk hewani dan tidak dijumpai pada makanan nabati (sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian), namun tempe mengandung vitamin B12 sehingga tempe menjadi satu-satunya sumber vitamin yang potensial dari bahan pangan nabati. Kenaikan kadar vitamin B12 paling mencolok pada pembuatan tempe; vitamin B12 aktivitasnya meningkat sampai 33 kali selama fermentasi dari kedelai, riboflavin naik sekitar 8-47 kali, piridoksin 4-14 kali, niasin 2-5 kali, biotin 2-3 kali, asam folat 4-5 kali, dan asam pantotenat 2 kali lipat. Vitamin ini tidak diproduksi oleh kapang tempe, tetapi oleh bakteri kontaminan seperti Klebsiella pneumoniae dan Citrobacter freundii. Kadar vitamin B12 dalam tempe berkisar antara 1,5 sampai 6,3 mikrogram per 100 gram tempe kering. Jumlah ini telah dapat mencukupi kebutuhan vitamin B12 seseorang per hari. Dengan adanya vitamin B12 pada tempe, para vegetarian tidak perlu merasa khawatir akan kekurangan vitamin B12, sepanjang mereka melibatkan tempe dalam menu hariannya.

Mineral
Tempe mengandung mineral makro dan mikro dalam jumlah yang cukup. Jumlah mineral besi, tembaga, dan zink berturut-turut adalah 9,39; 2,87; dan 8,05 mg setiap 100 g tempe. Kapang tempe dapat menghasilkan enzim fitase yang akan menguraikan asam fitat (yang mengikat beberapa mineral) menjadi fosfor dan inositol. Dengan terurainya asam fitat, mineral-mineral tertentu (seperti besi, kalsium, magnesium, dan zink) menjadi lebih tersedia untuk dimanfaatkan tubuh.

Antioksidan
Di dalam tempe juga ditemukan suatu zat antioksidan dalam bentuk isoflavon. Seperti halnya vitamin C, E, dan karotenoid, isoflavon juga merupakan antioksidan yang sangat dibutuhkan tubuh untuk menghentikan reaksi pembentukan radikal bebas. Dalam kedelai terdapat tiga jenis isoflavon, yaitu daidzein, glisitein, dan genistein. Pada tempe, di samping ketiga jenis isoflavon tersebut juga terdapat antioksidan faktor II (6,7,4-trihidroksi isoflavon) yang mempunyai sifat antioksidan paling kuat dibandingkan dengan isoflavon dalam kedelai. Antioksidan ini disintesis pada saat terjadinya proses fermentasi kedelai menjadi tempe oleh bakteri Micrococcus luteus dan Coreyne bacterium. Penuaan (aging) dapat dihambat bila dalam makanan yang dikonsumsi sehari-hari mengandung antioksidan yang cukup. Karena tempe merupakan sumber antioksidan yang baik, konsumsinya dalam jumlah cukup secara teratur dapat mencegah terjadinya proses penuaan dini. Penelitian yang dilakukan di Universitas North Carolina, Amerika Serikat, menemukan bahwa genestein dan fitoestrogen yang terdapat pada tempe ternyata dapat mencegah kanker prostat dan payudara

2.8 Bahan Makanan Sumber Vitamin dan Mineral
1) Sayur-sayuran
Pengolahan sayuran
a) Direbus
b) Ditumis
c) Digoreng
d) Dibakar
e) Dikukus dan dipepes
2) Buah buahan
Buah nanas
Tanaman nanas berasal dari amerika selatan, nanas banyak terdapat didaerah tropis dan subtropis. Kadar airnya tinggi dengan rasa manis, agak asam, dan asam segar, serta harum tidak berbiji.
Nilai gizi nanas mengandung vitamin C karotin, kalsium, pospor, dan serat. Nanas atau air nanas dapat digunakan untuk mengempukkan daging.
3) Buah pisang
Pisang berasal dari kawasan Malaysia, yang kemudian menyebar ke berbagai Negara, seperti Australia, india, jepang, cina dan daerah tropika lainnya. Nilai gizi pisang mengandung karbohidrat tinggi sehingga sering digunakan untuk pengganti nasi. Pisang yang daging buahnya kuning seperti pisang raja dan pisang mas, kaya karotin atau provitamin A. pisang ambon kaya vitamin C.

2.9 Bahan Makanan Sumber Zat Lemak
1. Minyak Goreng
Minyak goreng berfungsi sebagai pengantar panas, penambah rasa gurih dan penambah nilai kalori bahan pangan. Mutu minyak goreng ditentukan oleh titik asapnya, yaitu suhu pemanasan minyak sampai terbentuk akrolein yang tidak diinginkan dan dapat menimbulkan rasa gatal pada tenggorokan. Hidrasi gliserol akan membentuk aldehid tidak jenuh atau akrolein. Makin tinggi titik asap makin baik mutu minyak goreng. Titik asap suatu minyak goreng tergantung dari kadar gliserol bebas. Lemak dan minyak yang baik digunakan untuk minyak goreng adalah oleo stearin, oleo oil, lemak babi (lard), atau lemak nabati yang dihidrogenasi dengan titik cair 35-40oC. Oleo stearin dan oleo oil diperoleh dari lemak sapi yang diperoleh dari lemak sapi yang diproses dengan cara rendering pada suhu rendah. Lemak yang dihasilkan dipertahankan pada suhu 32oC, sehingga terbentuk kristal. Setelah penyaringan, dapat dipisahkan oleo stearin yang berkristal besar dan oleo oil yang berkristal halus.



2. Mentega
Lemak dari susu dapat dipisahkan dari komponen lain dengan baik melalui proses pengocokan atau churning. Mentega merupakan emulsi air dalam minyak dengan kira-kira 18% air terdispersi di dalam 80% lemak dengan sejumlah kecil protein yang bertindak sebagai zat pengemulsi (emulsifier). Lemak susu terdiri dari trigliserida-trigliserida butirodiolein, butiropalmitoolein, oleodipalmitin, dan sejumlah kecil triolein. Asam lemak butirat dan kaproat dalam keadaan bebas akan menimbulkan bau dan rasa tidak enak. Mentega dapat dibuat dari lemak susu yang manis (sweet cream) atau yang asam. Mentega dari lemak yang asam mempunyai cita rasa yang kuat. Lemak susu dapat dibiarkan menjadi asam secara spontan atau dapat diasamkan dengan penambahan bakteri asam laktat pada lemak susu yang manis yang telah dipasteurisasikan, sehingga memungkinkan terjadinya fermentasi. Zat warna karoten yang merupakan pro vitamin A sering ditambahkan ke dalam lemak susu sebelum burning.
3. Margarin
Margarin (margarine) pertama dikembangkan 1869 oleh Mege Moories dengan menggunakan lemak sapi. Margarin merupakan pengganti mentega dengan rupa, bau, konsistensi, rasa, dan nilai gizi yang hampir sama. Margarin merupakan emulsi air dalam minyak, dengan persyaratan mengnadung tidak kurang 80% lemak. Margarin berasal dari lemak nabati. Lemak nabati umumnya berupa zat cair, maka harus dihidrogenasi terlebih dahulu menjadi lemak padat, yang berarti margarin harus bersifat elastis, padat pada suhu ruang, agak keras pada suhu rendah, dan segera mencair dalam mulut. Lemak yang akan digunakan dimurnikan lebih dahulu, kemudian dihidrogenasi sampai mendapat konsistensi yang diinginkan. Lemak diaduk, diemulsikan dengan susu skim yang telah dipasteurisasi, diinokulasi dengan bakteri streptococcus citrovorus, S. Paracitrovorus, Lactobacillus Lactis, dan Bacillus acchari. Sesudah inokulasi, dibiarkan 12-24 jam sehingga terbentuk emulsi sempurna, kadang-kadang ditambahkan emulsifier seperti lesitin, gliserin, atau kuning telur. Bahan lain yang ditambahkan adalah garam, Natrium benzoat sebagaipengawet, dan vitamin A.
4. Shortening atau Mentega Putih
Shortening adalah lemak padat yang mempunyai sifat plastis dan kestabilan tertentu, umumnya berwarna putih sehingga sering disebut mentega putih. Bahan ini diperoleh dari hasil pencampuran dua atau lebih lemak, atau dengan cara hidrogenasi. Mentega putih ini banyak digunakan dalam bahan pangan terutama pada pembuatan cake dan kue yang dipanggang. Fungsi mentega putih adalah untuk memperbaiki cita rasa, struktur, tekstur, keempukan, dan memperbesar volume roti/kue.

Kamis, 24 November 2016

Perokok aktif memicu kanker

Merokok tampaknya masih biasa dilakukan di tempat umum di Jakarta. Badan Pengelola Lingkungan Hidup, mencatat, ada
sekitar 3 juta perokok aktif di Ibu Kota.
Mereka berpotensi mengidap kanker ganas dan memicu penyakit serupa tumbuh pada orang-orang di dekatnya.
”Perokok di Jakarta masih melakukan hobinya di angkutan umum, tempat belajar, hingga tempat ibadah. Belum ada kesadaran bahwa kebiasaan dan asap yang dikeluarkannya membahayakan dirinya dan orang lain.
Kesadaran ini yang mesti ditanamkan,” kata Keprihatinan atas aktivitas merokok yang membudaya di masyarakat berusaha terus diperangi dengan berbagai kampanye antirokok.
Kampanye antirokok dilakukan
seiring dengan pelaksanaan hari bebas
kendaraan bermotor tingkat kota yang
diselenggarakan di kawasan Kota Tua, Jakbar.
Kampanye antirokok ini hasil kerja sama
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Pemerintah
Kota Jakarta Barat, serta sukarelawan dari
Badan Layanan Umum Transjakarta, Universitas
Trisakti, Wanita Indonesia Tanpa Tembakau,
Muhammadiyah, Organda, pengelola terminal
bus se-Jakarta, dan anggota pramuka.
”Ini bagian dari program smoke free Jakarta
dari BPLHD. Poster berbagai ukuran dan stiker
larangan merokok sudah disebarkan untuk
mengurangi efek negatif rokok,” ujar Joni.
Meilani (28), salah satu peserta kampanye
antirokok, menyatakan amat bersemangat ikut
kegiatan ini. ”Saya dulu perokok, tetapi
berhenti total setelah hamil dan melahirkan.
Saya juga ngeri dengan pengalaman seorang
teman. Bayangkan, suami teman itu tidak
pernah merokok, tetapi bergaul dengan
perokok di tempat kerjanya. Sekarang dia
mengidap kanker paru stadium 3, dan kata
dokter, salah satu penyebab utamanya adalah
asap rokok. Kasihan, kan?” katanya.
Sesuai aturan Peraturan Daerah Pengendalian
Polusi Udara Nomor 2 Tahun 2005, merokok
dilarang dilakukan di fasilitas sosial dan
fasilitas publik, termasuk kendaraan umum.
Mulai dari sopir, kondektur, sampai penumpang
yang melanggar bisa dihukum penjara hingga
enam bulan dan denda maksimal Rp 50 juta.
Saat ini di Jakarta ada sedikitnya 1,4 juta
angkutan umum yang melayani mobilitas
masyarakat. Namun, hanya taksi dan bus
transjakarta yang relatif aman dari asap
rokok. Untuk itu, kampanye bebas rokok di
kendaraan umum terus dilakukan.
Beberapa pengguna angkutan umum meminta
pemerintah tidak cuma kampanye. ”Terapkan
hukumannya. Kampanye tidak berpengaruh. Itu
lihat, sopirnya langsung nge-rokok lagi, kan?”
kata Rahmawati, wisatawan di Museum Bank
Mandiri.
Senada dengan Rahmawati, Tulus Abadi dari
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia menilai,
pemerintah tidak konsisten menerapkan
larangan merokok.
”Lihat saja di kantor pemerintahan,
karyawannya banyak yang merokok
sembarangan. Ruang khusus merokok dibiarkan
menganggur. Konsisten ke dalam dulu, lalu ke
masyarakat, dan terapkan sanksi. Mungkin
baru ada hasilnya,”

mencegah keriput dengan Kopi

Kopi instan yang selama ini Anda
sering minum ternyata memiliki khasiat untuk
kecantikan. Tetapi tentunya bukan sembarang
kopi, melainkan kopi yang mengandung
kolagen. Kopi tersebut bisa mencegah dan
mengurangi garis-garis keriput pada wajah.
Caranya yaitu dengan menambahkan krim
pembersih wajah pada kopi. Lalu, gunakan
ramuan tersebut untuk melakukan facial.
Keriput pada wajah sebenarnya dapat dicegah
dan diatasi dengan pemberian kolagen secara
teratur. Kolagen sebenarnya diproduksi secara
alami oleh tubuh dan semakin bertambahnya
usia membuat produksi kolagen berkurang.
Nah, untuk mengatasi kekurangan kolagen
banyak orang yang menyiasatinya dengan
menggunakan krim kolagen, suntik kolagen
atau operasi plastik.
Ada cara lain yang lebih sederhana
dibandingkan dengan tiga cara diatas yaitu
dengan facial kopi instan. Tetapi, pastikan kopi
yang digunakan untuk facial mengandung
kolagen tinggi. Makanan dan minuman yang
mengandung kolagen memang sangat populer
dan berkhasiat untuk mempercantik kulit.
Bahkan para wanita Jepang memiliki kebiasaan
mengonsumsi minuman suplemen berkolagen
untuk awet muda.
Untuk mendapatkan kolagen, sebenarnya tidak
hanya melalui produk kecantikan tetapi juga
pada makanan dan minuman. Selain kopi,
kolagen tinggi juga terdapat pada buah-buahan
seperti jeruk, tomat, apel, pepaya, anggur,
kiwi, wortel dan masih banyak lagi. Sedangkan
pada makanan, kolagen tinggi terdapat pada
telur, minyak zaitun, ceker ayam, ikan tuna,
dan salmon. Jadi, jika ingin selalu tampak awet
muda Anda bisa facial dengan kopi berkolagen
secara teratur dan mengonsumsi makanan yang
mengandung kolagen tinggi.

Rahasia cantik dan sehat ala wanita jepang

 jika Anda perhatikan, kebanyakan
wanita Jepang juga memiliki tubuh langsing.
Ini berkat pola makan mereka yang sehat.
Jika Anda ingin hidup lebih lama dan tentunya
tetap sehat contek saja kebiasaan makan
penduduk Jepang. Tidak hanya lebih sehat,
berat badan pun bisa lebih stabil dan bahkan
berkurang.
1. Porsi sedikit
Orang Jepang memiliki kebiasaan makan dengan
porsi sedikit. Anda bisa melihat dari mangkuk
nasinya yang berukuran mungil. Meskipun
makan dengan porsi sedikit tetapi makanan
yang dikonsumsi memiliki kualitas tinggi. Mulai
sari berasnya, sayuran hingga lauk yang
biasanya ikan laut. Biasakan makan jangan
sampai kekenyangan hingga perut terasa sakit.
Ingatlah pepatah lama, makan sebelum lapar
dan berhenti makan sebelum kekenyangan.
2. Sayuran
Sayuran tidak bisa dilepaskan dari menu
makanan Jepang. Setiap menu yang disajikan
pasti terdapat sayuran segar. Menurut
penelitian yang dilakukan UCLA dan Louisiana
State University, mengonsumsi sayuran segar
akan meningkatkan asam folat, vitamin C,
vitamin E yang dibutuhkan tubuh untuk
pembentukan sel-sel baru. Dengan saus sehat,
sayuran segar bisa membuat tubuh lebih sehat
dan tidak mudah sakit.
3. Ikan sebagai Menu Utama
Ikan selalu menjadi menu utama dalam makanan
Jepang. Kandungan asam omega 3 pada ikan
membuat jantung lebih sehat. Anda bisa
terhindar dari penyakit kardiovaskular, yang
merupakan pemicu kematian tertinggi di dunia.
4. Nasi
Menurut National Library of Medicine and the
National Institutes of Health, setengah dari
kalori yang dikonsumsi per hari sebaiknya
berasal dari karbohidrat kompleks. Nasi yang
biasa kita konsumsi setiap hari adalah sumber
karbohidrat kompleks. Akan lebih baik jika nasi
yang dikonsumsi berasal dari beras organik.
Jika Anda ingin melancarkan pencernaan,
pilihlah beras merah, karena mengandung serat
lebih tinggi dibandingkan nasi biasa.
5. Buah sebagi makanan penutup
Jika selama ini Anda memilih puding sebagai
penutup, gantilah dengan buah-buahan segar
yang masih dingin. Selain lebih sehat, rasanya
juga tidak kalah manis dengan puding. Orang
Jepang lebih memilih buah sebagai makanan
penutup dibandingkan dengan puding atau
makanan manis lainnya. Rasa segar buah juga
sangat efektif menetralisir aroma makanan
dari dalam mulut.

sistem kekebalan non spesifik

SISTEM KEKEBALAN NON SPESIFIK (Innate Immunity System)
Tubuh kita memberi proteksi terhadap seluruh bagian tubuh dengan berbagai mekanisme. Kabanyakan mekanisme ini berfungsi sejak dari waktu kelahiran dan disebut kekebalan bawaan yang termasuk di dalamnya adalah leukosit. Sel-sel yang menetap dan yang beredar dari sistem retikuloendotelial bertindak sebagai sel-sel makrofaga yang memfagosit bakteri dan
benda-benda asing.
Kulit yang masih utuh merupakan rintangan
yang secara normal tidak dapat ditembus oleh
bakteri atau virus, meskipun goresan yang
sangat kecil sekalipun memungkinkan masuknya
mikroorganisme tersebut. Dengan demikian,
membrane mukosa yang melapisi saluran
pencernaan, saluran respirasi, dan saluran
genitouriner menghalangi masuknya mikroba
yang secara potensial bersifat membahayakan.
Selain itu, sekresi dari kelenjar minyak dan
kelenjar keringat akan memberikan pH kulit
yang berkisar antara 3 sampai 5 yang cukup
asam untuk mencegah kolonisasi olehg banyak
mikroba.
Mikroba yang berhasil menembus garis
pertahanan pertama, kulit, akan menghadapi
garis pertahanan kedua. Mekanisme internal
pertahanan non-spesifik tubuh terutama
bergantung pada fagositosis, yaitu proses
penelanan organisme yang menyerang tubuh
oleh jenis sel darah putih tertentu.
Menurut Fedik (2003) pertahanan tubuh yang
mempunyai sifat tidak spesifik dan merupakan
bagian sistem imun yang berfungsi sebagai
barrier terdepan pada awal terjadinya infeksi
penyakit, oleh karena itu sering disebut
natural atau native immunity. Yang termasuk
innate immunity adalah makrofag, sel darah
merah dan sel asesories . Dapat mendeteksi
adanya benda asing & melindungi tubuh dari
kerusakan yang diakibatkannya, namun tdk dpt
mengenali benda asing yang masuk ke dalam
tubuh. Yang termasuk dlm sistem ini:
1. Reaksi inflamasi/peradangan .
Merupakan respons lokal tubuh thd infeksi atau
perlukaan . Tidak spesifik hanya untuk infeksi
mikroba, tetapi respons yg sama juga terjadi
pada perlukaan akibat suhu dingin, panas, atau
trauma. Fagosit merupakan pemeran utama
yang terdiri dari: neutrofil, monosit, &
makrofag.
Tahap inflamasi:
Masuknya bakteri ke dalam jaringan.
Vasodilatasi sistem mikrosirkulasi area yg
terinfeksi dapat meningkatkan aliran darah.
Permeabilitas kapiler & venul yang terinfeksi
terhadap protein meningka sehingga difusi
protein & filtrasi air ke interstisial. Keluarnya
neutrofil lalu monosit dari kapiler & venula ke
interstisial . Penghancuran bakteri di jaringan
akan mengakibatkan fagositosis (respons
sistemik: demam) yang selanjutnya yaitu
perbaikan jaringan.
1. B. Protein antivirus (interferon)
Interferon adalah protein yang membantu
untuk melindungi sel-sel tubuh yang sehat di
sekitarnya terhadap virus. Interferon yang
dihasilkan sebagai respon terhadap suatu virus,
memberikan perlindungan kepada sel-sel
terhadap invasi yang sama atau virus lainnya.
Interferon berfungsi untuk melawan infeksi
yang disebabkan oleh virus, meningkatkan
sistem kekebalan, efektif untuk melawan
melanoma (kanker kulit), leukemia, membantu
menyembuhkan rematik tulang (Pacito, 2010).
Sel yang terinfeksi virus akan mengeluarkan
interferon. Interferon mengganggu replikasi
virus (antivirus), ‘interfere’. Interferon juga
memperlambat pembelahan & pertumbuhan sel
tumor dengan meningkatkan potensi sel NK &
sel T sitotoksik (antikanker). Peran interferon
yg lain yaitu meningkatkan aktivitas
fagositosis makrofag & merangsang produksi
antibodi.
1. C. Sel natural killer (NK)
Pertahanan non-spesifik juga meliputi sel
pembunuh alami (Natural Killer). Sel NK tidak
menyerang menyerang mikroorganisme secara
langsung, tetapi merusak sel tubuh yang
diserang oleh virus dan juga sel-sel abnormal
yang dapat membentuk tumor. Sel NK tidak
bersifat fagositik, melainkan menyerang
membrane sel sehingga sel tersebut lisis.
Menurut Darmono (2006) Sel natural killer
(NK) adalah sel limfosit yang ditemukan di
dalam darah dan organ limfosit perifer, yang
mampu membunuh sel yang terinfeksi virus
atau sel tumor tanpa melibatkan sistem imun
dan restriksi MHC. Sel NK juga disebut sebagai
granuler limfosit yang besar atau sel nul
karena ditandai dengan absennya penanda
permukaan yang khas seperti sel-T dan sel-B. sel-NK juga mampu menghancurkan
(menghaluskan) sel target dengan kontak
langsung tanpa perantara antibody atau
Antibody Dependent Celluler Cytoxicity (ADCC).
Sel NK dapat mengenali host cell yang sudah
berubah akibat terinfeksi mikroba. Mekanisme
pengenalan ini belum sepenuhnya diketahui. Sel
NK mempunyai berbagai reseptor untuk molekul
host cell, sebagian reseptor akan mengaktivasi
sel NK dan sebagian yang lain menghambatnya.
Reseptor pengaktivasi bertugas untuk
mengenali molekul di permukaan host cell yang
terinfeksi virus, serta mengenali fagosit yang
mengandung virus dan bakteri. Reseptor
pengaktivasi sel NK yang lain bertugas untuk
mengenali molekul permukaan host cell yang
normal (tidak terinfeksi) (Anonymous, 2010).
1. D. Sistem komplemen
Sistem komplemen ialah seri (lebih dari 18
macam) protein plasma yang dihasilkan oleh hati
dan beredar di dalam pembuluh darah dalam
keadaan inaktif. Apabila ada mikroorganisme
tersebut akan mengaktifkan sistem komplemen.
Hal lain yang dapat mengaktifkan sistem
komplemen, yaitu jika terdapat kompleks
antibodi yang telah melekat pada antigen.
Sistem komplemen merupakan sekumpulan
protein dalam sirkulasi yang penting dalam
pertahanan terhadap mikroba. Banyak protein komplemen merupakan enzim proteolitik.
Aktivasi komplemen membutuhkan aktivasi bertahap enzim-enzim ini yang dinamakan
enzymatic cascade . Protein komplemen yang teraktivasi berfungsi sebagai enzim proteolitik untuk memecah protein komplemen lainnya. Bagian terpenting dari komplemen adalah C3 yang akan dipecah oleh enzim proteolitik pada awal reaksi complement cascade menjadi C3a dan C3b. Fragmen C3b akan berikatan dengan mikroba dan mengaktivasi reaksi selanjutnya.

Rabu, 23 November 2016

implementasi teknologi terhadap kesehatan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Peningkatan pengetahuan memicu perkembangan diberbagai keahlian sebagai sub spesialis. Penggunaan teknologi memberikan kontribusi pada efektifitas pelayanan kesehatan. Pola hidup seperti menu makanan, kondisi lingkungan serta rendahnya tingkat kesadaran untuk hidup sehat adalah faktor yang dominan sebagai penyebab kurang sehatnya tubuh. Bagi lingkungn perkotaan yang dengan mudah mendapatkan fasilitas dan juga informasi kesehatan, tentu tingkat kesadaran akan pentingnya kesehatan relative lebih tiggi dibanding dengan daerah pinggiran oleh karena itu implementasi teknologi dalam mendukung pelayanan kesehatan di masyarakat sangat penting diharapkan contohnya dalam teknologi nirkabel, sehingga jaringan komunikasi yang tersedia tersebut bias dimanfaatkan dalam proses penyebaran informasi kesehatan bagi masyarakat secara aktif, mandiri dan bertanggung jawab.
Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup yang sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud sebagai investasi bagi pembangunan sumberdaya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.
Penerapan teknologi terhadap kesehatan di masyarakat sangat penting, sehingga memerlukan perhatian misalnya dalam teknologi informasi dalam pengolahan data kesehatan dalam penyelenggaraan kesehatan di masyarakat. Media informasi kesehatan merupakan contoh dari implementasi teknologi yaitu sistem pengolahan data dan informasi kesehtan di semua tingkat dalam mendukung manajemen kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan pada masyarakat

1.2 Rumusan Masalah
1. Bagimana meningkatkan layanan kesehatan dalam teknologi kesehatan?
2. Bagimana tahapan-tahapan dalam pengembangan teknologi kesehatan?
3. Apa saja tantangan dan kebutuhan teknologi masa depan?
4. Apa yang menjadi kebutuhan masa depan dalam teknologi kesehatan?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui bagaimana meningkatkan layanan kesehatan dalam teknologi kesehatan.
2. Mengetahui tahapan-tahapan dalam pengembangan teknologi kesehatan.
3. Mengetahui tantangan dan kebutuhan teknologi masa depan.
4. Mengetahui kebutuhan masa depan dalam teknologi kesehatan.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Meningkatkan layanan kesehatan dalam teknologi kesehatan
Terdapat banyak cara menerapkan teknologi informasi dan komunikasi untuk memperoleh hasil yang diinginkan di bidang kesehatan. Teknologi informasi dan komunikasi digunakan di Negara-negara berkembang untik memfasilitasi konsultasi, diagnosis, dan pengobatan jarak jauh. Para dokter di tempat-tempat yang terpencil dapat memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk memperoleh ketrampilan dan pengalaman professional sejawatnya di lembaga rujukan diperkootaan
Beberapa situs baru diinternet mengenai malaria digunakan pakar kesehatan untuk menyebarluaskan modul ajar dan uji (teach and test) yang inovatif untuk mengukur kesehatan sendiri. Media umum seperti radio dan televisi mempunyai sejarah panjang sebagai penyiar efektif penyebarluasan berita-berita kesehatan masyarakat dan teknik-teknik pencegahan penyakit dengan memfasilitasi mekanisme pemantauan dan respon yang lebih efektif. Upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat desa di bidang kesehatan dalam melibatkan teknologi, infomasi dan komunikasi.
Salah satu masalah utama dalam pelayanan kesehatan masyarakat di Indonesia adalah bagimana mengatasi relative tingginya angka kematian dan angka kematian bayi dan balita. Hal ini merupakan masalah mendasar yang dihadapi dalam pelayanan kesehatan masyarakat. Jumlah seluruh puskesmas di Indonesia, ada lebih dari 7600 buah, yang melayani lebih dari separuh penduduk tingkat menengah kebawah. Utuk pelayanan tersebut masih dibantu dengan puskesmas keliling, puskesmas pembantu dan pos pelayanan terpadu (posyandu) karena keterbatasan sumber daya manusia (SDM) pelayanan kesehatan, system pelayanan primer di Indonesia menggunakan system rujukan (referral system), yang mengandalkan pada infrastruktur komunikasi dan transportasi
Arah kebijkan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat tersebut sudah seharusnya dijabarkan dalam program-program pembangunan kesehatan berbasis information and communicatuion technology (ICT) yang disesuaikan dengan keadaan, masalah, dan kecenderungan yang akan dihadapi serta memperhatikan arah, tujuan, dan sasaran serta kebijakan pembangunan kesehatan yang telah ditetapkan, maka program-program pembangunan kesehatan dilaksanakan secara terpadu dengan pembangunan sektor lain yang terkait serta berpihak pada masyarakat. Beberapa materi yang dapat disediakan dalam content layanan kesehatan terdiri dari:
1. Promosi kesehatan dan pemberdayaan kesehatan
2. Perbaikan gizi masyarakat
3. Pengembangan dan penciptaan lingkungan sehat
4. Pelayanan kesehatan penduduk miskin
5. Peningkatan pelayanan kesehatan anak balita
6. Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana pukesmas pembantu dan jaringan.

2.2 Tahapan-tahapan dalam pengembangan teknologi kesehatan
Pengembangan mempunyai proses, cara mengembangkan agar menjadi maju, baik, dan sempurna. Pengembangan teknologi kesehatan dapat dibedakan menjadi:
1. Inovasi
Kata inovasi yang digunakan disini menunjukan kepada kreasi baru alat atau teknik atau kombinasi lat yang lama menjadi konfigurasi yang baru atau untuk aplikasi yang baru. Inovasi memunculkan kebaruan dalam pengetahuan ilmu kedokteran, praktek kedokteran atau organisasi. Kebanyakan inovasi sebagai hasil dari banyaknya kemajua –kemajuan yang kecil yang secara individual mungkin tidak berarti tetapi mempunyai efek yang kumulatif. Teknologi ynag baru jarang berkembang dalam satu langkah saja. Modikasi dan pengembangan teknologi merupakan proses yang berjalan berkesinambungan
Inovasi teknologi kesehatan merupakan suatu proses yang saling terkait jarang mempunyai pengembangan teknologi yang merupakan garis lurus. Biasanya dimulai dengan pengenalan akan kebutuhan, dimana klinisi sebagai penyedia utama pelayanan kesehatan sebagai orang yang kemungkinan paling mengetahui apa yang dibutuhkan dan menyatakan masalah dalam konteks secara medis tepat. Proses inovasi teknologi pada umumnya diawali dengan suatu perkembangan ilmu pengetahuan melalui riset dasar.
2. Proses pengembangan teknologi
Proses pengembangan teknologi dibadakan menjadi teknologi bakalan (emerging technology) yaitu teknologi yang sedang diterapkan dalam taraf pengembangan di laboratorium incubator atau sedang dalam uji coba laboratorium. Teknologi baru (new technology) teknologi ini secara fundamental berbeda dengan teknologi yang sudah ada sebelumnya. Teknologi ini biasanya menunjukan perbaikan dalam diagnosis dan ketepatan diagnosis, demikian juga dalam memberikan teknologi terapi yang baru. Contoh teknologi diagnostic terbaru: multislices CT (computerized tomograph) scan lebih baik bila dibandingkan dengan CT scan tipe lama. Teknologi terapi baru: intervensi endovaskuler, transplantasi organ, organ buatan. Teknologi masa kini (current technology) adalah teknologi yang sudah biasa dikenal contohnya: MRI (Magnetic resonance imaging). Teknologi masa depan (future technology) seperti: sistem mikro elektro mekanik, robotic untuk membantu pembedahan sebagai pengembangan dari komunikasi ilmu fisika, teknik dan ilmu informasi dan sebagainya.
3. Difusi teknologi
Difusi teknologi adalah suatu proses dmana teknologi memasuki dan menjadi bagian dari system pelayanan kesehatan. Fase ini mengikuti tahap riset dan pengembangan dan mungkin juga tidak mengikuti uji klinik yang teliti untuk menunjukan efikasi dan keselamatan pasien.
Hasil-hasil dari uji klinik dan pengalaman di prktek lapangan terpengaruh terhadap sikap dan perilaku dokter. Jika hasilnya positif difusi berjalan cepat dan akan berlanjut sampai ada teknologi baru yang menggantikannya.
4. Evaluasi
Evaluasi teknologi kesehatan menyangkut bebebrapa faktor diantaranya:
a. Potensi untuk terapi
Evaluasi teknologi kesehatan hendaknya dikaitkan dengan kemampuan teknologi baru itu untuk meningkatkan derajat kesehatan secara langsung maupun secara tidalk langsung
b. Kemampuan untuk diagnosis dan skrining
Teknologi untuk diagnosis dan skrining kemungkinan merupakan area yang tumbuh paling cepat dalam teknologi kesehatan, misalnya pengembangan dalam CT scan dan MRI. Biasanya teknologi untuk diagnosis dan skrining dikaitkan dengan kemanfaatan terapi dan untuk meningkatkan perbaikan hasil akhir (outcome)
c. Efektivitas di masyarakat
Hal ini perlu dilibatkan penilaian terhadap besarnya peningkatan derajat kesehatan yang dapat di harapkan sebagai akibat aplikasi dari teknologi spesifik di dalam masyarakat.
d. Evaluasi kebutuhan pasien
Hal ini dapat dinilai tergantung dari jenis teknologi yang secara substansial mempengaruhi besarnya manfaat yang diperoleh darinya.
e. Evaluasi cakupan
Cakupan dalam hal ini diartikn sebagai seberapa jauh teknologi yang bermanfaat diterapkan secara tepat terhadap semua pasien atau masyarakat.

2.3 Tantangan dan kebutuhan teknologi masa depan
1. Tantangan masa depan
Masalah dan tantangan masa depan haruslah didasari dengan kepercayaan bahwa sebagai panggilan dasar manusia adalah untuk menyingkpkan rhasia-rahasia alam dan menggali sumber-sumbernya yang ada di dunia ini. Teknologi merupakan stu-satunya instrument untuk menghasilkan nilai tambah, maka penguasaan dan kemampuan menciptakan teknologi menjadi msalah yang kursial. Hal tersebut berarti bahwa manusia harus menjamin selain teknologi yng sudah ada atau sudah mapan juga teknologi dikeudian hari, seiring dengan meningkatnya kebutuhan manusia.
2. Prioritas riset
Untuk pengembangan teknologi kesehatan memerlukan uang yang banyak dan pemahaman bahwa bukti nyata penggunaan investasi dalam riset masih terletak bertahun-tahun kedepan. Dinamika dan pasar teknologi tidak selalu cocok dengan fasilitas institusi akademik yang ada
3. Globalisasi dan kecenderungan-kecenderungan teknologi kesehatan yang akan datang
Dampak globalisasi terhadap sektor kesehatan masih sulit dinilai. Teknologi medis termasuk teknologi kesehatan merupakan salah satu teknologi yang paling terpengaruh akibat dari peraturan-peraturan global baik di Negara maju maupun dinegara berkembang

2.4 Kebutuhan masa depan teknologi kesehatan
1. Transfer teknologi
Dalam bidang kesehatan kdokteran uji coba dapat dimulai dari tingkatan laboratorium dan pemanfaatan di masyarakat luas. Negara berkembang seperti Indonesia pada umumnya masih relative miskin akan tekologi hasi pengembangan sendiri kebanyakan teknologi yang dipakai masyarakat adalah hasil import bangsa lain. Dari persepsi masyarakat yang mengadopsi teknologi. Transfer teknologi diharapkan menginduksi kemampuan produksi teknologi serta memelihara teknologi secara domestic.
2. Teknologi tepat guna
Teknologi kesehatan tepat guna adalah metode-metode, prosedur-prosedur, teknik-teknik dan peralatan yang secara ilmiah sah sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan local dan dapat diterima oleh yang memakainya dan dapat dipelihara serta dimanfaatkan sebagai sumber-sumber masyarakat. Hambatan dalam teknologi tepat guna yaitu:
a. Penyebaran teknologi kesehatan tidak jelas organisasinya
b. Produksi alat kesehatan local masih sedikit jumlahnya
c. Pengguna kurang familiar dengan peralatan yang baru, kurangnya pelatihan untuk menggunakan alat-alat baru
Beberapa contoh teknologi tepat guna yaitu:
a. Resusitator untuk bayi
b. Foto terapi
c. Alat pirau untuk terapi  pasien hidrosefalus

3. Riset translasional
Riset tranlasional ini tumbuh dari motivasi untuk memperbaiki dan peningkatan kesehatan nasional, riset ini dimulai dengan pemikiran akan kebutuhan kesehatan dan kemudian melibatkan pencairan ilmu pengetahuan yang tersedia untuk penemuan-penemuan yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan untuk hidup

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengembangan mempunyai proses, cara mengembangkan agar menjadi maju, baik, dan sempurna. pengembangan teknologi kesehatan dapat dibedakan menjadi:inovasi, proses pengembangan teknologi, difusi teknologi, evaluasi. Tantangan dan kebutuhan teknologi masa depan terbagi menjadi tantangan masa depan, hal tersebut berarti bahwa manusia harus menjamin selain teknologi yng sudah ada atau sudah mapan juga teknologi dikeudian hari, seiring dengan meningkatnya kebutuhan manusia, prioritas riset, globalisasi dan kecenderungan-kecenderungan teknologi kesehatan yang akan dating.
Kebutuhan masa depan teknologi kesehatan yaitu transfer teknologi, teknologi tepat guna, beberapa contoh teknologi tepat guna yaitu: resusitator untuk bayi, foto terapi, alat pirau untuk terapi  pasien hidrosefalus, dan juga kebutuhan riset translasional
3.2 Saran
Kita perlu mengetahui dan menambah wawasan mengenai implementasi teknologi dalam kesehatan. Penerapan teknologi terhadap kesehatan di masyarakat sangat penting, sehingga memerlukan perhatian misalnya dalam teknologi informasi dalam pengolahan data kesehatan dalam penyelenggaraan kesehatan di masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
Buyung, I. 2015. Media Informasi Kesehatan Bagi Masyarakat Menengah Berbasis SMS Gateway. Jurnal Informatika, Vol 9, No.1. (online)  http://journal.uad.ac.id  diakses pada 3 oktober 2016 pukul 17:25
Sudiharto. 2009. Pengembangan teknologi kesehatan untuk menjawab tantangan dan kebutuhan di masa depan demi kemandirian bangsa. (online)  www.ugm.ac.id  diakses pada tanggal 3 oktober 2016 pukul 17:36
Sudaryato A, Irdawati. 2008. Pemanfaatan teknologi dalam pelayanan kesehatan. Berita ilmu keperawatan ISSN 1979-2697, Vol 1, No. 1. (online) http://publikasiilmiah.ums.ac.id

manfaat air putih untuk kesehatan kulit

MANFAAT AIR PUTIH UNTUK KESEHATAN KULIT
Masih banyak sekali orang yang mengabaikan kesehatan kulit, entah karena tidak tahu bagaimana cara merawat kulit tubuh atau memang benar-benar sama sakali tidak mau memperdulikannya. Akan tetapi, anehnya adalah pada saat yang bersamaan, banyak orang yang ingin selalu terlihat cantik dan sehat. Apabila memng benar-benar ingin memiliki kulit tubuh yang selalu terlihat cantik dan awet muda, seharusnya lebih memperhatiakan kesehatannya. Sebagai pemilik yang menginginkan kulit yang sehat, kita harus bisa menjaga kulit dari segala jenis ancaman yang bisa membahayakan kulit kita Secara tidak sadar, setiap hari ulit ita terkena
bebagai macam hal di luar sana, seperti debu,
sinar matahari, dan juga kosmetik yang biasa
digunakan sehari-hari. Semua hal itu membuat
kulit menjadi tidak sehat dan bisa saja
menimbulkan masalah pada kulit yang
membahayakan. Sebenarnya banyak sekali cara
merawat kulit tubuh yang mudah dilakukan.
Hanya saja banyak juga orang yang tidak
melakukannya karena berbagai alasan yang
kadang tidak masuk akal. Padahal cara itu tidak
memakan waktu yang terlalu lama dan tidak
membutuhkan biaya yang terlalu besar pula.
Cara yang paling mudah untuk merawat
kesehatan kulit adalah dengan banyak
mengonsumsi air putih. Bagaimanapun jenis kulit
yang dimiliki, air putih adalah yang paling aman
karena air bersifat basa. Air bisa membantu
memproduksi minyak atau biasa disebut sebum.
Minyak itu berasal dai kelenjar yang bernama
sebasea. Cara merawat kulit yang maksimal bisa
ditempuh dengan meminum setidaknya 6 sampai
8 gelas air setiap harinya. Kita juga harus
memperhatikan makanan yang masuk ke dalam
tubuh. Jika tidak ingin kulit menjadi kering,
usahakan hindari makanan yang memiliki rasa
asam. Makanan yang memiliki rasa asam
dipercaya bisa menyebabkan alergi pada kulit.
Lebih baik mengonsumsi sayuran dan buah yang
emngandung cukup banyak serat
Mungkin sering sekali mendengar laragan untuk
tidak berada di bawah sinar matahari terlalu
lama. Hal itu dibenarkan karena sinar ultraviolet
dapat menyebabkan sunburn pada kulit kita.
Bukan berarti kita sama sekali tidak boleh
terkena sinar matahari, akan tetapi alangkah
lebih baiknya jika kita melindungi diri dari sinar
ultraviolet langsung. Selain itu, olaraga teratur
dan istirahat yang cukup juga sangat membantu
untuk menjaga kesehatan kulit. Tidak sulit kan
menjaga kesehatan kulit dengan cara merawat
kulit tubuh yang sudah dijelaskan?

Senin, 21 November 2016

teknologi pengolahan umbi dan serealia

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Serealia dan umbi-umbian adalah sumber karbohidrat yang banyak dikonsumsi oleh manusia sebagai makanan pokok ataupun makanan tambahan. Peningkatan produksi serealia, terutama tanaman padi terus dilakukan. Berbagai jenis tanaman padi-padian dan umbi-umbian cukup banyak yang dapat tumbuhdengan baik di Indonesia. Hasil tanaman padi-padian yang juga dikenal dengan sebutan serealia seperti padi, jagung,, dan sorghum dapat dikatakan sebagai bahan makanan pokok oleh penduduk manusia dan bagian bumi lain di dunia.
Teknologi pengolahan dalam hal ini umbi-umbian dan serealia sangat penting untuk diperhatikan, terutama oleh petani. Hal tersebut dilakukan karena hasil pertanian umumnya mudah rusak, terutama saat pengumpulan, perlunya pengolahan sebelum dipasarkan maupun di konsumsi, sebagai peanekaragaman makanan dan sebagai salah satu usaha menciptakan lapangan kerja baru.
Baik serealia maupun umbi-umbian, komponen utamanya adalah karbohidrat. Selain itu dalam hasil pertanian tersebut dijumpai protein, lemak, vitamin dan mineral. Pemanfaatan dari serealia dan umbi-umbian menjadi produk lain yang bermanfaat dan memiliki nilai jual yang tinggi. Beberapa contoh pemanfaatan serealia adalah pada proses pembuatan mie basah, bihun, tape ketan, sedangkan pada umbi-umbian umumnya dibuat kripik, tepung yang diolah menjadi makanan, dan juga tape.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Bagimana struktur dan komposisi produk serealia?
2.      Bagaimana struktur dan komposisi produk umbi-umbian?
3.      Apa saja pemanfaatan dan pengolahan serealia serta umbi-umbian?
1.3  Tujuan
1.      Mengetahui struktur dan komposisi produk serealia.
2.      Mengetahui struktur dan komposisi produk umbi-umbian.
3.      Mengetahui pemanfaatan dan pengolahan serealia serta umbi-umbian.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Struktur dan Komposisi Produk Serealia
1.      Produk serealia
Serealia adalah buah dari rumput yang dibudidayakan, anggota dari famili graminae. Tanaman serealia yang utama adalah:
a.       Gandum (triticum vulgar)
b.      Padi (Oryza sativa)
c.       Barli (hordeum sativum)
d.      Oats (avena sp.)
e.       Jagung (Zea mays)
f.        Sorghum ( Sorghum vulgare)
Serealia kaya akan karbohidrat, sehingga menjadi makanan pokok manusia, pakan ternak, dan industri yang menggunakan karbohidrat sebagai bahan baku. Jenis biji-bijian yang mengandung minyak misalnya jagung adalah bahan baku industri minyak nabati.
2.      Komposisi kimia produk seralia
Serealia adalah sumber karbohidrat utama di dunia. Di Indonesia beras dipakai sebagai sumber protein sebanyak 45-55% dan sumber kalori 60-80%. Karbohidrat adlah penyusun terbanyak dari serealia yang terdiri dari pati, pentose, selulosa, hemiselulosa, dan gula bebas.
Bagian kedua terbesar penyusun serealia adalah protein. Protein tanaman terbagi atas dua kelompok, yaitu protein cadangan dalam biji dan rotein fungsional dalam bagian vegetative dari tanaman. Protein cadangan dapat dibagi menjadi empat fraksi berdasarkan urutan pelarut yaitu albumin (protein larut air), globulin (protein larut garam), prolamin (protein larut alkohol) dan gluetelin (protein larut dalam alkali dan asam) pada serealia, fraksi utamanya adalah prolamin dan globulin. Kandungan protein serealia tertinggi terdapat dalam tembaga dan aleuron demikian juga dengan kandungan mineral.
Kandungan vitamin terbanyak ada pada bagian aleuron. Selama penggilingan serealia, vitamin yang terkandung (terutama tiamin), riboflavin, niasin, pirodoksin, dan beberapa vitamin lain seperti biotin, inositol, vitamin B12 dan vitamin E banyak yang hilang. Pada umumnya, selama penyimpanan kandugan kimia dari beberapa serealia Nampak cukup stabil, tetapi tidak pada saat dilakukan penggilingan
3.      Struktur dan bentuk serealia
Secara anatomis, biji serealia terdiri dari struktur sebagai berikut:
a.       Sekam, yang membalut biji itu sendiri.
b.      Dedak, yang mengelilingi endosperma dan benih.
c.       Benih, yang merupakan embrio
d.      Endosperma, yang merupakan bagian sangat penting untuk dimakan  

2.2  Struktur dan Komposisi Produk Umbi-umbian
1.      Produk umbi-umbian
Umbi-umbian adalah bahan nabati yang diperoleh dari dalam tanah, misalnya ubi kayu, ubi jalar, kentang, bawang, jahe, talas, bngkuang dan lain sebagainya. Pada umumnya umbi-umbian tersebut adalah bahan sumber karbohidrat terutama pati dan merupakan sumber cita rasa dan aroma karena mengandung oleoresin.
Umbi-umbian dapat dibedakan berdasarkan asalnya, yaitu umbi akar dan umbi batang. Umbi akar atau batang sebenarnya adalah bagian akar atau batang yang digunakan sebagai tempat menyimpan makanan cadangan. Yang termasuk umbi akar misalnya ubi kayu, bangkuang, sedangkan ubi jalar, kentang adalah umbi batang.
Dari sekian banyak jenis umbi-umbian, hanya sebagaian saja yang telah dikenal dan dimanfaatkan oleh manusia. Melalui pengamatan struktur dan sifat fisik berbagai jenis umbi-umbian dapat diperoleh gambaran yang lebih jelas terhadap umbi-umbian tersebut.
Pengeringan umbi-umbian sering dilakukan sebagai usaha pengawetan. Metode pengeringan yang paling mudah dan murah yaitu penjemuran. Setelah pengeringan biasanya umbi dibuat menjadi tepung. Proses penepungan ini akan menghasilkan bahan yang siap diolah lebih lanjut. Struktur dan bentuk umbi-umbian yang dijumpai di Indonesia sangat bervariasi.
2.      Komposisi kimia umbi-umbian
Tabel 1. Komposisi kimia umbi-umbian
komponen
Ubi kayu
Ubi jalar
Umbi talas
Kalori (kal/100g)
146
123
98
Karbohidrat (g)
34,7
27.9
23.7
Protein (g)
1.2
1.8
1.9
Lemak (g)
0.3
0.7
0.2
Serat kasar (g)
-
-
-
Air (g)
62.5
68.5
-

2.3        Pemanfaatan dan Pengolahan Serealia serta Umbi-Umbian
1.      pembuatan tape
Tape merupakan suatu produk dari proses fermentasi dari bahan-bahan sumber pati, seperti ubi jalar dan ketan dengan melibatkan ragi dalam proses pembuatannya. Fermentasi adalah proses pengubahan lebih lanjut dari suatu bahan dalam hal ini adalah bahan pangan akibat adanya aktivitas mikroba baik kapang, khamir atau bakteri selama waktu tertentu.
Pada akhir dari proses tersebut pada umumnya mengalami perubahan, baik secara kimiawi maupun yang lainnya. Melalui proses fermentasi terjadi beberapa hal yang menguntungkan, diantaranya adalah mengawetkan, merusak, atau menghilangkan bau yang tidak diinginkan, meningkatkan daya cerna, menambah cita rasa, menghasilkan warna yang diinginkan serta hal-hal lain.
Menurut jenis bahan bakunya dikenal berbagai jenis tape, tape yang umum dikenal adalah tape ubi kayu dan tape ketan. Tape dibuat dengan menggunakan starter yang berisi mikroba, produk ini mempunyai cita rasa dan aroma yang khas, yaitu manis dan sedikit asam serta alkohol yang dibentuk melalui serangkaian proses. Pati yang ada didalam ubi kayu dipecah oleh enzim menjadi dekstrin dan gula-gula seerhana. Gula tersebut selanjutnya dihidrolisis menjadi alkohol setelah itu alkohol dioksidasi menjadi asam organic. Asam organic dan alkohol membentuk ester yang merupakan pembentuk komponen cita rasa tape.
2.      Pembuatan Kripik
Berbagai umbi-umbian dapat diolah menjadi keripik diantaranya keripik talas, keripik kentang. Keripik tlas adalah salah satu produk olahan dari umbi talas yang saat ini banyak digemari masyyarakat keripik ini dimakan sebagai kudapan atau dimakan bersama nasi. Supaya keripik yang dihasilkan berwarna kuning, maka sebelum pengeringan irisan talas harus direndam dalam larutan garam. Adanya gaam dapat mencegah timbulnya warna cokelat pada keripik yang digoreng.
      Keripik kentang (solnum tuberosum) adalah salah satu umbi-umbian yng banyak digunakan sebagai sumber karbohidrat, setelah gandum dan beras. Sebagai umbi-umbian kentang cukup menonjol dalam hal peyediaan zat gizi, terutama mineral (fosfor, besi, dan kalium) serta vitamin B1 dan vitamin C
3.      Pembuatan bihun dan mie basah
a.       Bihun
Bentuk bihun hampir menyerupai mie, hanya ukurannya lebih kecil dan warnanya tidak kuning, tetapi putih bersih. Prinsip pembuatannya yaitu adalah beras digiling menjadi tepung, kemudian dimasak dan dicetak menyerupai benang-benang lalu dikeringkan. Bihun seperti halnya mie adalah sumber karbohidrat yng baik selain itu juga mengandung protein dalam jumlah yang cukup besar. Dari setiap 100 g dapat dihasilkan 360 klori dan 4,7 g protein.

b.      Mie basah
Kandungan gizi mie tergantung pada bahan baku yang digunakan, tetapi umumnya merupakan sumber karbohidrat yang tinggi. Bahan baku utama dalam pembuatan mie adalah tepung terigu. Bahan tambahan lain yang digunakan adalah soda juke untuk mengembangkan adonan, garam untuk menambah cita rasa, sebagai pengawet digunakan natrium benzoate 1% dan telur untuk meningkatkan mutu gizi dan untuk membuat tekstur mie menjadi liat dan tidak mudah putus.
c.       Pengolahan tepung dari aneka umbi
Pengolahan produk setengah jadi merupakan salah satu cara pengawetan hasil panen, terutama untuk komoditas yang berkadar air tinggi, seperti aneka umbi. Keunggulan dari pengolahan produk setengah jadi yaitu, sebagai bahan baku yang fleksibel untuk industry pengolahan lanjutan. Tepung dan pati merupakan dua produk yang berbeda cara pembuatan maupun sifat fisikokimia serta pemanfaatannya. Teknologi tepung merupakan salah satu proses alternative produk setengah jadi yang dianjurkan, karena lebih tahan disimpan, diperkya zat gizi (difortifikasi), dibentuk, dan lebih cepat dimasak.
            Umbi merupakan komoditas yang mudah mengalami pencoklatan setelah dikupas. Hal ini disebabkan oksidasi dengan udara sehingga terbentuk reaksi pencoklatan oleh pengaruh enzim yang terdapat dalam bahan pangan tersebut. Aneka umbi jug sebagai komoditas sumber energy kandungan gizi utamanya yaitu karbohidrat didalamnya mengandung karotenoid terutama beta karoten.

BAB III
PENUTUP
a.      Kesimpulan
Serealia dan umbi-umbian adalah sumber karbohidrat yang banyak dikonsumsi oleh manusia sebagai makanan pokok. Serealia kaya akan karbohidrat, sehingga menjadi makanan pokok manusia, pakan ternak, dan industri yang menggunakan karbohidrat sebagai bahan baku. Jenis biji-bijian yang mengandung minyak misalnya jagung adlah bahan baku industri minyak nabati.
Umbi-umbian adalah bahan nabati yang diperoleh dari dalam tanah, misalnya ubi kayu, ubi jalar, kentang, bawang, jahe, talas, bngkuang dan lain sebagainya
b.      Saran
Kita perlu mengetahui bagaimana teknologi pengolahan dalam bahan pangan dalam hal ini umbi dan serealia jenis-jenis serta pemanfaatannya menjadi produk olahan yang bermanfaat karena baik serealia dan umbi-umbian, komponen utamanya adalah karbohidrat yang sangat dibutuhkan manusia, disamping itu juga dijumpai protein, lemak, vitamin dan mineral.

DAFTAR PUSTAKA
Koeswardhani, dkk. 2007. Teknologi Pengolahan Pangan. Jakarta : universitas terbuka

Widowati S. 2009. Tepung Aneka Umbi Sebuah Solusi Ketahanan Pangan. (online) http://new.litbang.pertanian.go.id. Diakses tanggal 15 oktober 2016 pukul 15:20